Minggu, 27 November 2011
Pongkapadang
Di copy dary grup Kondosapata Mamasa
KONON kabarnya, orang yg pertama mendiami wilayah paling Barat Tanah Toraja ini, seorang tokoh asal Tana Toraja bernama PONGKAPADANG. Dia mendiami wilayah ini selama ratusan tahun dari generasi ke generasi. Istrinya bernama TORI JE'NE' asal Bugis Makassar yg dia temukanan di wilayah pesisir. Dari namanya saja Tori Je'ne' memang menunjukkan bahwa istri PONGKAPADANG berasal dari Bugis Makassar. Tori artinya dari, Je'ne' artinya air. Dalam cerita orang tua, kabarnya Pongkapadang memiliki wilayah dari pegunungan sampai pesisir pantai Mandar dan Mamuju. Torije'ne' ditemukan terdampar di pinggir pantai, lalu di bawa ke Tabulahan untuk diperistrikan. Melalui Nenek Torije'ne' inilah, diceritakan Pongkapadang dikaruniai tujuh anak dan 11 cucu yg mendiami sejumlah wilayah KONDOSAPATA, mulai dari Tabulahan, Bamban, Mambi, Aralle, Matangnga, Mala'bo', Osango, Tawalian, Sesena Padang sampai di Tabang. Dari Suppiran, Sepang, Messawa, Tabone, Pana' Nosu sampai ke Ulu Salu. Dari Pamboang, Tapalang, Mamuju, Sendana, Balanipa sampai Binuang yg di kenal dengan Karua Ba'bana Minanga. Itulah wilayah KONDOSAPATA UAI SAPALELEAN.
PONGKAPADANG yg diceritakan sebagai perintis (dalam bahasa asli Kondosapata disebut PERABANG), berasal dari Sa'dan Tana Toraja, adalah putra dari PA'DORAN dan istrinya bernama EMBADATU.
NENEK moyang PONGKAPADANG sendiri bernama TANDAYANLANGI dan istrinya bernama, KOMBONGDIBURA'UA. Pasangan ini melahirkan PAMULATAU, selanjutnya Pamulatau melahirkan PALLA'DE'LA'DE', kemudian Palla'de'la'de' memperanakkan LANDORUNDUN, selanjutnya Landorundun memperanakkan BATARATUA, kemudian Bataratua memperanakkan PA'DORAN orang tua dari PONGKAPADANG. Dalam sejarah kondosapata yg telah banyak dibukukan, serta sesuai cerita fiksi orang tua (toyolo), PONGKAPADANG dan istrinya TORIJE'NE' dijuluki "NENEK", sebagai sebuah penghargaan kepada kedua tokoh suami istri ini yg dikenal dan dipercaya warga kondosapata sebagai nenek moyang mereka, juga sebagai perintis wilayah ini. Untuk itu ada istilah yg sangat memasyarakat bahkan sdh disusun dalam bentu syair lagu, sbb: NENEK PONGKA PADANG PERABANG KONDOSAPATA, TO UMPAYO-PAYOI IA TE LEMBANG. TAE NA PAPADA UMBOTORAN SUNGA'NA ILLALAN LINO. TO ULLONTARA'I LIMBONG KALUA' MAMASA UAI SAPALELELAN.
Artinya, Leluhur kita PONGKAPADANG, adalah perintis negeri ini, mempertaruhkan nyawanya untuk menjaganya, dan menjadi lambang kekuasaan (Lontara') di negeri ini.
KONON kabarnya Nenek Pongkapadang, hijrah ke wilayah paling barat Tanah Toraja yg belum ada penghuninya. Pongkapadang dalam cerita orang tua datang dari Toraja membawa anaknya, orang-orang dekatnya serta anjing buruannya. Dalam Cerita itu, Pongka Padang diceritakan membawah anaknya, tapi sama sekali tdk pernah menyinggung siapa istrinya. Tapi dalam cerita itu ternyata Pongkapadang pergi merantau ke daerah pesisir justru menceritakan pertemuannya dengan Torije'ne. Namun dalam cerita itu pula menjelaskan bahwa Pongkapadang sebelum ke wilayah barunya itu sdh mempunyai anak dua anak masing-masing POLOPADANG dan TAMALILLIN. Berarti Pongkapadang sebelum menikah dgn Torije'ne' yg iya temukan itu, sdh pernah beristri. Mungkin istrinya sdh meninggal dunia sebelum hijrah ke daerah barunya.
PONGKAPADANG dalam cerita orang tua dan sejumlah referensi penulis, menetap di sebuah wilayah paling Utara Kondospata, yaitu di BUNTU BULO Tabulahan. Diceritakan bahwa sebelum menetap di BUNTU BULO, Pongkapadang dan keluarganya berpindah-pindah disekitar wilayah ini.
Pongkapadang dan Torije'ne dikaruniai tujuh anak (TAU PITU) dan 11 cucu (TAU SAPULOMESA).
Anak cucu Pongkapadang inilah yg tersebar mendiami Bumi Kondospata, mulai dari pegunungan sampai ke daerah pesisir yg dikenal dengan istilah PITU ULUNNA SALU KARUA BA'BANA MINANGA. Artinya wilayah ini terdiri dari tujuh hulu dan delapan muara sungai.
INILAH anak-anak Pongkapadang hasil perkawinannya dengan Torije'ne yg tercatat dalam sejumlah artikel dan buku, sbb : 1.DAENGMANGNGANNA (Demmangnganna), 2. MANASSALA'BI', 3. POLLAO MESA, 4. SIMBADATU, 5. BURALE'BO', 6. PATTANAN BULAWAN, 7. BUNTU BULO (Manapohodo).
Ketujuh anak Pongkapadang ini menyimpan sebuah cerita karena dua diantara anak Pongkapadang ini menikah, yaitu DAENGMANGNGANNA mengawini BURALE'BO'. Mungkin karena saat itu belum ada manusia. Oleh sebab itu, sebelum kedua bersaudara ini menikah, dilakukan upacara adat yg dikenal dengan istilah MA'LENTENAN BUNTU, UNGKATTUI LOLO. Jika diartikan, sebuah denda karena telah memutuskan tali persaudaraan. Di Bumi Kondospata, jika masih ada hubungan keluarga menikah, sampai saat ini masih melakukan upacara adat Ma'lentenan Buntu, berupa membayar denda kepada pihak perempuan. Biasanya denda itu berupa kerbau, atau Babi. Tergantung kesepakatan dalam upacara adat.
DAN inilah kesebelas (TAU SAPOLOMESA) Cucu Pongkapadang : 1. DETTUMANAN (tinggal di Tabulahan),2. TAMMY (Ampu Taije') mendiami Bambang, 3. DEMMALONA' (Daeng Matana) mendiami Mambi, 4. MAKKADAENG merantau ke Mamuju, 5. DAENG KAMARU (Daeng Marambu) pergi ke Matangnga (Taramanuk), 6. TAMBULI BASSI pergi ke Tapalang (Pesisir), 7. TAKKARA BULU (Takkara Batu) pergi ke Mandar (Balanipa), 8. DAENGMALULUN pergi ke Ulu Manda' (Pamboang), 9. SABALIMA justru pergi ke pedalaman mendekati perbatasan Tana Toraja yaitu Tabang tepatnya berdomisili di KOa. 10. TALA'BINNA mendiami Mangki Tua (Lobe), 11. TOMEMATAKALAKIAN pergi ke Hau di Sempaga.
DALAM tulisan ini ini juga akan diperkenalkan enam saudara PONGKAPADANG yg tersebar dari Tanah Toraja, Palopo sampai ke Duri.
INILAH KETUJUH bersaudara termasuk PONGKAPADANG sbb : 1. BOBOLANGI' 2. SULOALLO, 3. PATARENGANMANUK, 4. PONGKAPADANG, 5. LOMBENSUSU, 6. LANDOGUNTU', 7. MANGGUANA.
Bobolangi', Soluallo dan Patarenganmanuk tetap bertahan di negeri asalnya Sa'dan Tana Toraja, PONGKAPADANG pergi membuka wilayah baru ke barat (Kondosapata), Landoguntu' mengembara ke Selatan (Mungkin daerah Duri), Mangguana dikabarkan menuju ke sebelah Timur (Mungkin LUWU')
Sebagai Catatan, banyak versi tetang alasan ketujuh bersaudara ini pergi meninggalkan negerinya di Sa'dan Tana Toraja. Ada karena alasan idealisme perbedaan pendapat soal sistem strata sosial (kasta), ada juga cerita karena terjadinya bencana.
NENEK PONGKAPADANG yg hijrah ke wilayah Kondosapata, ditengarai adalah seorang yg ahli berburu dan seorang petani. Bakat berburu nya itu diturunkan kepada anak cucunya. Bahkan dalam cerita orang tua, nama MAMASA itu berasal dari kata MAMASE, artinya pengasih. Karena setiap ada orang berburu di wilayah ini, selalu berhasil dan hasilnya dibagikan kepada penduduk setempat karena Mamase (Pengasih).
Perlu dicatat pula, bahwa sebagi bukti wilayah Duri, Tana Toraja, Luwu' Mamasa sampai di Daerah Binuang, Mandar mempunyai bahasa yg hampir sama, tapi ada perbedaan dialeg masing-masing wilayah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMohon uraiannya keturunan dri saudara2 nenek pongkapadang,
BalasHapus1. Keturunan mana pahado
2. Ket. Daeng lumalle
3. Ket. Pattana Bulawan
Sampai cucu2x